Perang Khandak






3.PERANG KHANDAK

Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 H.  bertempat di sebelah utara kota Madinah. Perang Khandaq dilatarbelakangi rasa dendan kaum Yahudi dari suku Bani Nadzir yang terusir oleh pasukan Islam dari Madinah. Mereka lalu menghasut kafir Quraisy Mekah agar mau bersekutu dengan mereka untuk memerangi umat Islam di Madinah. Dalam perang ini orang kafir menyiapkan bala tentara yang berjumlah 10.000 orang.
Sebelum perang dimulai, Nabi Muhammad mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya. Salah seorang sahabat, yaitu Salman Al Farisi mengajukan usul agar perang dilakukan dengan cara bertahan di dalam kota Madinah. Namun, sekeliling kota di pagari dengan parit-parit yang lebar dan dalam. Oleh sebab itu, perang ini dinamai perang Khandaq (parit).
Selesai musyawarah, Rasulullah saw. segera memimpin penggalian. Beliau yang pertama kali menggali dan memecah batu untuk diangkat ke permukaan. Para sahabat segera mengikuti jejak beliau dengan penuh semangat.
Akhirnya tidak lebih dari satu minggu, terbujurlah parit dari arah barat ke timur di kawasan kota Madinah, sehingga kota Madinah seolah-olah telah di bentengi. Pasukan Islam telah disiagakan di kawasan barat dan timur kota Madinah. Zaid bin Haritsah dan Sa’ad bin Ubadah ditugaskan untuk membawa bendera.
Saat pasukan kafir sampai di lereng bukit Uhud, mereka mengira bahwa pasukan islam akan menghadang mereka, sebagaimana saat perang Uhud. Setelah lama dan bosanmenunngu akhirnya mereka bergerak menuju Madinah.
Sesampainya di gerbang kota Madinah, mereka tercengang dengan taktik perang yang di lakukan kaum muslimin. Kota Madinah telah dikelilingi oleh parit yang dalam dan lebar.lebar parit sepanjang empat meter dan dalamya enam meter, sehingga menyulitkan mereka memasuki kota Madinah. Untuk menunggu serangan dari pasukan Islam, mereka mendirikan kemah di sekitar parit.
Beberapa perwira kafir Quraisy mencoba menerobos parit, namun Ali bin Abi Thalib dengan sigap membunuh mereka. Perang tidak terjadi secara missal melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak.
Pada saat-saat mencekam dan genting seperti itu, kaum Yahudi dari Bani Quraisdzah sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian. Mereka bersekutu dengan kafir Quraisy untuk membasmi kaum muslimin. Nmun seorang tokoh Yahudi bernama Nu’aim bin Mas’uda telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak diketahui oleh kaumnya. Nu’aim segera mengahadap Rasulullah saw. dan memohon izin untuk melaksanakan taktiknya memecah belah musuh.
Mula-mula Nu’aim bin Mas’ud menghadap kepala suku Bani Quraidzah, kemudian menghadap pembesar kafir Quraisy dan menyampakan pendapat kepala suku Bani Quraidzah. Maka dengan bangga Abu Sufyan segera merencanakan penyerang kota Madinah secara serentak hari sabtu, tetapi bani Quraidzah menolak dengan alasan hari sabtu bagi mereka adalah hari terlarang untuk berperang. Abu Sufyan mengancam akan menyerang balik Bani Quraidzah jika tidak mau bersekutu, namun kepala suku Bani Quraidzah tetap pada pendiriannya. Penyerangan atas kota Madinah pun batal. Pasukan kafir telah lama tinggal du kemah-kemah darurat, sedangkan cuaca kota Madinah pada waktu itu sangat dingin dan tidak bersahabat. Selama menunggu di seberang parit, banyak pasukan kafir yang mati kedinginan dan terkena penyakit malaria, sampai tiba waktunya Allah menurunkan azab bagi mereka.
Pada suatu malam, angin puting beliung berhembus cukup besar, sehingga memporak porandakan perkemahan mereka. Abu Sufyan akhirnya memutuskan kembali pulang ke Mekah untuk menyelamatkan diri sambil berkata: “Ini kutukan Muhammad.”
Dengan pulangnya psukan kafir Quraisy, berarti perang Khandaq telah selesai. Nabi dan para sahabat merasa lega dapat menghadang musuh tanpa harus berperang. 
Perang Khandakhttp://mozaik.inilah.com/read/detail/2243692/tentara-ghaib-dalam-perang-khandaq

No comments:

Post a Comment